Headlines News :
Home » , » Mantan CEO Kripto, Kini Berada Dipenjara Paling Menjijikkan

Mantan CEO Kripto, Kini Berada Dipenjara Paling Menjijikkan

Written By Info Breaking News on Sabtu, 17 Desember 2022 | 13.42

Mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried

Jakarta
, Info Breaking NewsSam Bankman-Fried pernah begitu jaya saat perusahaan perdagangan kripto FTX miliknya melambung, hingga pernah punya kekayaan USD 32 miliar atau lebih dari Rp 500 triliun. Kini dia ditangkap polisi dan dijebloskan di penjara yang sangat menjijikkan. 

Pengacara AS Damian Williams di New York mengatakan Bankman-Fried memberikan kontribusi kampanye ilegal kepada Demokrat dan Republik dengan "mencuri uang pelanggan", mengatakan itu adalah bagian dari salah satu "penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat".

"Meskipun ini adalah pengumuman publik pertama kami, ini bukan yang terakhir. Bankman-Fried mendapatkan puluhan juta dolar dalam kontribusi kampanye,” kata Williams, dikutip dari Channel News Asia.

Bankman-Fried menghadapi hukuman maksimal 115 tahun penjara jika terbukti bersalah atas delapan dakwaan, meskipun hukuman apa pun akan tergantung pada berbagai faktor.

Williams menolak untuk mengatakan apakah jaksa akan mengajukan tuntutan terhadap eksekutif FTX lainnya dan apakah ada orang dalam FTX yang bekerja sama dalam penyelidikan tersebut.

Seperti diberitakan, Bankman dituding menggelapkan dana nasabah FTX untuk foya-foya serta investasi di perusahaannya yang lain, Alameda Research. Saat ini, dia ditahan di penjara Bahama yang dikenal penuh dengan tikus dan belatung , sangat buruk sehingga sipir menyebutnya 'tidak cocok untuk manusia'.

Tepatnya, Bankman ditahan di satu-satunya lembaga pemasyarakatan di Nassau, tepatnya Penjara Fox Hill, hingga setidaknya 8 Februari setelah gagal mendapatkan jaminan saat berjuang melawan ekstradisi ke Amerika Serikat. Bankman memang selama ini tinggal di Bahama. Penjara itu menjadi fokus laporan tahun lalu oleh Departemen Luar Negeri AS tentang kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kekerasan dan pelecehan oleh staf.

"Narapidana membuang kotoran manusia dengan ember," demikian laporan pemerintah tentang penjara itu, di mana seringkali sampai enam narapidana dijejalkan ke dalam sel yang sangat kecil.

Kondisinya keras akibat kepadatan, gizi buruk, sanitasi tak memadai, dan perawatan medis seadanya. Media Guardian pernah menulis bahwa mereka melihat tikus secara langsung selama tur tahun 2019, dengan seorang sipir membenarkan tikus berlari naik turun sepanjang hari. Bahkan kata dia, anjing saja tidak pantas tinggal di sana.

Begitu buruk sehingga beberapa napi sampai memohon diekstradisi ke AS hanya untuk menghindarinya. Tahun 2019, seorang pendeta melepas hak melawan ekstradisi ke Georgia, di mana dia akhirnya dipenjara seumur hidup karena pemerkosaan anak, karena takut dibunuh oleh geng di penjara brutal Bahama.

"Tidak ada keuntungan baginya untuk tetap tinggal, bagaimanapun juga dia akan dikirim ke AS," kata Larry Levine, pendiri Wall Street Prison Consultants, yang menasihati mereka yang dihukum karena kejahatan kerah putih.***Arash

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved