Headlines News :
Home » » Sama-Sama Anggota Intelijen, Bedanya Sosok Satu Ini Disebut Badai Pembangkang Negaranya

Sama-Sama Anggota Intelijen, Bedanya Sosok Satu Ini Disebut Badai Pembangkang Negaranya

Written By Info Breaking News on Senin, 19 Desember 2022 | 16.19

 Monica Elfriede Witt alias  Fatemah Zahra atau Narges Witt

Jakarta
, Info Breaking News -Selain Iptu Umbaran, ada satu cerita dari sosok perempuan anggota intelijen AS yang sepak terjangnya justru bikin gaduh negaranya. Sang intel tersebut bahkan sampai dituding membelot ke Iran hingga jadi buruan bekas rekannya sendiri.

Cerita senyap Iptu Umbaran selama 14 tahun menyamar sebagai wartawan tengah menyedot perhatian publik. Betapa tidak, selama itu identitas aslinya yang merupakan seorang polisi tak ada yang mencium, bahkan orang-orang di dekatnya tak ada yang tahu.

Hingga kemudian tiba-tiba ia diangkat menjadi Kapolsek di Blora. Sontak bagi sesama rekan jurnalis yang mengenalnya kaget, bisa-bisanya pria bernama Umbaran Wibowo itu jadi Kapolsek. Sosok Iptu Umbaran yang identitasnya sebagai intel terkuak setelah belasan tahun menyamar adalah secuil cerita dari banyak kisah para agen intelijen.

Selain Iptu Umbaran, ada satu cerita dari sosok perempuan anggota intelijen AS yang sepak terjangnya justru bikin gaduh negaranya. Sang intel tersebut bahkan sampai dituding membelot ke Iran hingga jadi buruan bekas rekannya sendiri.

Nama aslinya Monica Elfriede Witt. disebut memiliki dua nama alias yakni Fatemah Zahra atau Narges Witt. Perempuan yang lahir pada 8 April 1979 itu jadi salah satu sosok paling dicari oleh FBI. Dia adalah seorang agen kontra intelijen Angkatan Udara Amerika Serikat yang mempelajari bahasa Farsi dan melakukan misi rahasia di Irak, Arab Saudi dan Qatar. 

Witt lahir di El Paso. Dia masuk Angkatan Udara pada 1997 sebagai bagian dari Kantor Investigasi Khusus, yang melakukan penyelidikan kontra intelijen di Amerika Serikat dan luar negeri. Dia belajar bahasa Farsi di Institut Bahasa Pertahanan di Monterey, California, dan kemudian fokus mengumpulkan komunikasi yang dicegat dari musuh-musuh asing.

Dia melayani Angkatan Udara AS sebagai ahli kriptologi dan penyidik kontra intelijen selama lebih dari 10 tahun. Kemudian, Witt menjadi analis intelijen untuk Booz Allen Hamilton (kontraktor pertahanan) pada 2008. Di kalangan pemerintahan, para pejabat menjulukinya "wayward storm" atau badai pembangkang.

Pada pertengahan 2013, Witt kecewa dengan pemerintah - alasannya tetap menjadi misteri - dan dia pun meninggalkan militer. Tuduhan pengkhianatan dilayangkan padanya. Tuduhan itu diumumkan kepada publik ketika Departemen Kehakiman menuduh Witt membelot ke Iran pada Agustus 2013 untuk bekerja dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran. Witt didakwa dengan dua tuduhan spionase dan kejahatan lainnya. Jaksa menuding Witt membantu pemerintah Iran dalam upaya penangkapan yang menargetkan mantan rekannya. Penyelidik juga mengatakan dia memberi informasi rahasia kepada Iran tentang operasi intelijen Amerika. Dia diyakini masih berada di Iran.

Kasus Witt ini beberapa di antara kasus yang terjadi beberapa tahun belakangan ini di mana menurut jaksa penuntut negara asing, khususnya Tiongkok, telah berusaha merekrut mantan pejabat militer atau intelijen Amerika. "Kasus yang diungkap hari ini menyoroti bahaya bagi profesional intelijen kami dan sejauh mana musuh kita akan mengidentifikasi mereka, mengekspos mereka, menargetkan mereka, dan, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, pada akhirnya mengubah mereka melawan negara sendiri yang mereka telah bersumpah untuk melindunginya," kata kepala divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman, John C. Demers dalam pernyataannya, dilansir dari The New York Times.

Surat perintah penangkapan Witt dikeluarkan pada 13 Februari 2019. Pihak berwenang tidak mengungkapkan aksi Witt ini merugikan operasi intelijen Amerika, tetapi program apa pun yang ia akses selama berada di Angkatan Udara mungkin akan dianggap telah dikompromikan. Witt juga bekerja sama dengan FBI tentang masalah kontra intelijen, dan mengetahui identitas informan Iran yang digunakan oleh agen intelijen Amerika.

Dia tak lagi aktif bertugas di Angkatan Udara sejak 2008 dan selama dua tahun bekerja sebagai kontraktor. Dia membantu mengelola program sangat rahasia yang melibatkan informan yang bekerja melawan Iran. *** Arash

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved