Palaran City, Info Breaking News - Ramadhan Kareem telah tiba, banyak yang berdoa meminta dipanjangkan umur agar selalu bertemu dengan bulan penuh ampunan ini. Ramadhan kareem adalah bulan milik seluruh muslim muslimah seluruh dunia. Milik yang beriman maupun pendosa. Puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa, bukan saja karena Allah langsung yang menilai dan membalasnya, sebagaimana disabdakan Rasulullah dalam sebuah hadits qudsi. Tetapi juga karena perintah puasa dalam Al-Quran adalah satu-satunya ayat perintah ibadah yang ditutup dengan kata la’allakum tattaqun, agar menjadi orang yang bertaqwa.
Puasa Ramadhan adalah jalan pintas untuk mendongkrak kualitas ketaqwaan seorang muslim muslimah. Secara umum ia mempunyai tiga tingkatan : biasa, khusus (khas) dan sangat khusus (khashul khawash).
Puasa biasa, adalah menahan diri dari makan, minum dan hubungan biologis antara suami istri dalam jangka waktu tertentu. Adapun puasa khusus, adalah menahan telinga, mata, lidah, tangan serta kaki dan juga anggota badan lainnya dari perbuatan maksiat. Sedangkan puasa sangat khusus, adalah puasa hati. Maksudnya, menjaga hati dari lalai mengingat Allah SWT. Puasa biasa adalah puasanya orang awam, atau muslim kebanyakan, yang ukurannya adalah fiqih. Jika telah syarat dan rukunnya telah ditetapi, puasa itu pun sah. Ini juga tidak salah. Karena memang standar keabsahan puasa yang digunakan ulama fiqih diukur dengan kapasitas orang awam yang sering lalai, mudah terperangkap dalam urusan duniawi.
Sedangkan puasa khusus apalagi khasul khawas yang lazim dilakoni orang-orang shalih, auliya dan para nabi tidak cukup hanya dengan memenuhi ketentuan fiqih. Puasa peringkat kedua mempertimbangkan faktor akhlak dan perilaku. Sedangkan pada peringkat ketiga ditambah dengan keistiqamahan mengontrol hati dan pikiran. Orang-orang dalam tingkatan puasa sangat khusus akan merasa berdosa bila hari-harinya hanya terisi dengan hal-hal yang mubah. Mereka juga merasa bersalah jika membuang energinya selama puasa untuk memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi.
Dari al-Ahnaf bin Qais, suatu ketika seseorang berkata kepadanya, “Engkau telah tua; berpuasa akan dapat melemahkanmu.” Al-Ahnaf pun menjawab, “Dengan berpuasa, sebenarnya aku sedang mempersiapkan diri untuk perjalanan panjang. Bersabar dalam menaati Allah SWT, tentu lebih mudah daripada menanggung siksa Nya.”
Bagaimana dengan daun Sidratul Muntaha milik kami ya Allah, apakah sudah hampir jatuh?? Jika masih kuat menempel pada dahannya, izinkan di sisa umur kami menjemput Ridho_Mu, mengejar cinta_Mu dan cinta Rosulullah. Namun jika hampir jatuh, ingatkan kami agar siap meninggalkan dunia dengan amal yang cukup dan iman yang baik, aamiin aamiin aamiin yaa robbal 'alamiin. ***Lisa AF
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !