Pages

Minggu, 14 Mei 2023

Ini Akibatnya Jika Ganjar Pranowo Berpasangan Dengan Si Wonder Women Sri Muliyani

Wartawan senior Hukum Emil Simatupang (berbaju Hitam) bersama Maestro Hukum, Prof. Hatta Ali, Prof. Syarifuddin (Ketua MA), Dr. Sunarto, WaMA Bid. Yudisial, Dr. Andi Samsan Nganro, Dan Tim Hukum Lainnya Diacara Bergensi di Jakarta.

Jakarta, Info Breaking News -
Melihat dan menghamati perkembangan derap langkah perpolitikan yang kadang berbeda harapan dengan keinginan masyarakat luas, khususnya mengenai harapan anak bangsa terhadap sosok Presiden RI mendatang yang menggantikan Jokowi dan Mahruf Amin, maka sangat diharapkan kelak pasangan Presiden RI dengan Wapresnya haruslah mutlak strong, sama sama kuat dan memiliki semangat kerja dan cerdas mengangkat tinggi nasib anak bangsa lebih maju dan hebat kedepan dibanding dengan kondisi sekarang.

Dan tidak terbantahkan betapa sosok Capres Ganjar Pranowo yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jateng untuk Priode kedua, atau selama hampir 10 tahun Ganjar Pranowo menjadi Gubernur Jateng, tercatat cukup amanah dan bersih dari permainan korupsi seperti kebanyakan kepala daerah lainnya yang terkesan sangat datar bahkan nyaris hampir tidak ada progres pembangunan yang dirasakan seperti contoh Gubernur Lampung yang dinilai sangat mati rasa terhadap jeritan masyarakatnya yang belasan tahun menjerit menghadapi banyaknya jalan yang rusak dan berlumpur, padahal Anggaran Belanja Daerah setiap tahun sangat besar, seakan hilang hanya dimakan oleh oknum pejabat koruptor, apalagi memang sudah pernah Gubernur Lampung dimasa lalu ditangkap karena korupsi. Dan Ganjar Pranowo tidak begitu. Pria berambut putih walau usianya belum lanjut manula itu masih dinilai bersih dan lumayan cukup dekat dengan wong cilik, sikapnya bersahaja dan tidak pernah naik helikopter sok sokan hanya untuk meninjau daerahnya.

GP singkatan Ganjar Pranowo, langsung melejit dalam semua pooling baik didalam maupun diluar, sehingga memang bakal mampu memenangkan konstilasi poltik sekalipun akan lebih panas dan penuh dengan serangan dari kubu lawannya. Karena sepanjang sejarah, belum pernah damai dan tetap terasa blok menggila ditengah masyarakat akibat ulah para politikus yang dangkal akal pikirannya, mengadu domba dan hanya hobby menyebar kabar hoax yang beraneka ragam.

Namun ada kelemahan GP yang mutlak harus dipikirkan dari sedini mungkin, diantaranya adalah memilih pasangannya sebagai wakil presiden yang strong, jgn hanya pelengkap penderita yang nyaris tidak bergerak bekerja, padahal betapa banyaknya persoalan anak bangsa yang harus dibenahi secara cerdas dan cepat.

Penulis sempat menangkap dari banyak pengamat dan pembicaraan dipinggir kedai kopi warung indo mie yang buka 24 jam dibanyak sudut kota, membicarakan sekaligus merindukan sosok wanita hebat yang kemampuannya sudah mendunia bernama Sri Muliyani yang kini menjabat sebagai Menteri Keuangan, setelah menjadi Direktur Bank Dunia, bahkan merupakan satu satunya perempuan Indonesia yang pernah menjadi Direktur Bank Dunia yang mampu mengelolah uang begitu besar dibanding uangnya milik negara tercinta kita.

Saat Dr. Andi Samsan Melaporkan Acara Hukum di Labuan Bajo Sukses, Penulis Pada Deretan Maesro Hukum Prof. Hatta Ali, dan Penggantinya Prof. Syarifuddin Yang Saat ini Menjabat Ketua Mahkamah Agung RI yang kelak akan Mengambil Sumpah Presiden RI dan Wakilnya

GP pasti akan sangat mudah menjalin lebih dekat dan hebat terhadap Kepala Negara dunia karena wakilnya adalah seorang Sri Muliyani yang dikenal dan disegani oleh lawan dan kawan secara mendunia, apalagi gestur tubuh dan gaya canda GP dan Sri Muliyani atau disingkat SM, sama sama dari jawa tengah yang beradab tinggi dan memiliki keteladanan yang tidak mudah diguncang oleh lawan selicik apapun. Itu sudah dialami SM dimasa lalu. Apalagi GP dan SM tidak terpaut jauh perbedaan usia dan istiadat jawanya, sehingga secara manajerial ekonomi bangsa kedepan akan lebih dasyat menyelesaikan lebih hebat dan lebih cepat IKN yang merupakan ibukota modern setara Dubai kota terindah dunia itu, sekaligus menganmgkat derajat anak bangsa lebih disegani dalam kwalitas ilmu pendidikan yang menjamurnya perguruan tunggi negeri maupun swasta yang ada. Sebab masalah kwalitas ilmu pendidikan inilah salah satu yang tidak serius disentuh pada era Jokowi karena banyaknya persoalan pembangunan dihampir semua daerah yang sebelumnya terlantar cukup lama, belum lagi digerogoti oleh korupsi berjamaah yang semakin menggila, belum mampu dibumi hanguskan seperti di Korsel, Malayasia, Sinagpura, serta sejumlah negara tetangga lainnya, dimana penjahat korupsi mampu ditekan karenma hukumannnya sangat berat dan dimiskinkan. Selama ini dikita masih sebatas wacana dan wacana terus bahkan bentrokan dari internal dalam sendiri sebagaimana kondisi KPK saat ini yang banyak masalah internalnya sejak awal hingga sekarang.

Pasangan GP dan SM merupakan saling melengkapi, walau mungkin kaca mata para politikus apalagi mereka yang merupakan Ketua Parpol yang terasa mencolok betapa syawat ambisinya pengen jadi wapres, padahal rakyat sangat muak melihat prilakunya yang nyaris tidak ada bukti kongkret yang dirasakan, yang ada malah kegaduhan serba kompleks karena banyaknya kader partainya yang terus menerus tertangkap karena kejahatan korupsi dan kejahatan lainnya.

Betapa besarnya harapan anak bangsa terhadap GP jika berpasangan dengan wonder women SM, harus juga mampu merangkul putra daerah lainnya sekaligus juga membangun daerah dan menggali potensi alam daerahnya, dan jangan salah lagi menyetujui kepala daerah yang mentalnya abal abal cuma pintar berjanji dan bermulut manis saja, tapi begitu jadi menjabat, lupa kacang sama kulitnya, bahkan menjadi penjahat nomor wahid, melukai hati masyarakat luas. Karena hal inilah yang masih belum terpikirkan oleh penguasa parpol, sebab memang tidak terbantahkan betapa mahalnya harga sebuah rekom parpol untuk jadi pejabat daerah, sehingga banyak yang menjadi pejabat bukan karena kwalitas ilmu dan panggilan hatinya membangun daerah dan mencerdaskan anak bangsa, tetapi mereka yang pintar menjilat pantat atasannya dengan berbagai cara, sehingga cara cara yang harampun harus dihalalkan, dan ini kurang dipahami di era Jokowi - Amin Mahruf bahkan para pendahulunya. Ini jangan terjadi di era mendatang sehingga pasangan GP dan SM mampu menjadi mercu suar dunia, sekaligus merupakan pemimpin yang dasyat bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Penulis bersama Dr. Yanto, Hakim Yang Menjatuhkan Vonis 15 Tahun Kepada Setya Novanto

Pasti akan banyak coletahan dan rasa syirik dari kubu lawan lainnya, klarena memang itulah merupakan corak negeri ini, contohnya bisa kita lihat hasutan dan hoax berbalut berita yang dikondisikan viral oleh kelompok provokator yang kerjanya hanya sejak republik ini terbentuk, hanya pengen merusak dan membuat resah masyarakat melalui agama, fitna dan macam macam cara. Namun banyak penganat melihat bahwa sekarang masyarakat sudah mulai dewasa, tidak gam[ang diadu domba lagi, kalauoun masih ada, namun hanya sekelompok kecil orang yang mengkompori karena sakit hati dan kecewa saja.

Apapun itu seleksi alam dan ridho Tuhan akan menjadikan Presiden dan wakilnya mendatang, tidak lagi begitu tunduk oleh pemilik Parta Politik, karena di era GP dan SM mendatang, banyak yang akan dipangggil Tuhan karena usia lanjutnya, kelakuannya yang membuat murkaNya, atau seleksi alam diluar akal kemampuan manusia. 

Maka sepanjang masa terus berlaku dan sangat relevan kalimat Nya yang mengatakan secara dalam dan menggugah hati kesadaran kita, " Nikmat Ku yang mana lagi yang mampu kau hai manusia, yang sanggup kau dustakan " 

Stoplah berbuat onar dan menghasut umatku, atau haruskan kuijinkan terungkap seperti Sambo atau seperti Teddy Minahasa, atau seperti Rafael Alun dan Hasibuan yang di Medan itu. Karena sesungguhnya sangat banyak cara KU mencabut nikmat yang selama ini kalian dustakan.  *** Armen Foster

*** Penulis merupakan wartawan senior hukum, Non Parpol, dan merupakan seorang novelis, sekaligus CEO Media Breaking News Grup. 

Baca dan dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda dibawah. Gratis tanpa bayar, hanya untuk mencerdaskan pembaca agar terhindar dari hoax dan salah kaprah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar