Jakarta, Info Breaking News - Capres Ganjar Pranowo sengaja mengundang sejumlah Pemimpin Redaksi(Pemred) dari berbagai Media Elektronik TV dan Digital Online, disalahsatu Resto & Coffee Shop dikawasan Kemang Jaksel, Rabu (12/7/2023) tadi malam.
Pada kesempatan berbincang dan temu kwalitas itu, ada sekitar 37 Pemred Media yang menghadiri sekaligus berinteraksi secara santai sambil menikmati suasana yang dikemas sebegitu nyaman, membuat para jurnalis yang rata rata merupakan Pemred media ternama terasa sangat dekat dengan Capres pilihan PDIP ini.
Sepertinya Ganjar cukup mengerti betapa pentingnya peranan media memberikan banyak alternatif secara langsung maupun tidak langsung kepada para calon RI pada Pilpres 2024 mendatang, dimana sejak beberapa bulan belakangan ini hampir setiap hari wajah berita penggalangan masa oleh para capres menjadi hiasan utama media online yang terasa begitu cepat diakses oleh publik ketimbang media elektronik seperti cetak bahkan television yang sudah nyaris tidak sempat dipehatikan oleh masyarakay akibat derap ketat dalam menyikapi situasi mencari nafkah kehidupan yang terasa semakin berat belakangan ini. Salahsatu contoh yang tidak bisa terbantahkan, betapa sulitnya mencari duit halal saat ini, sementara nilai tukar uang dengan kebutuhan hidup nyaris begitu jomplang.
"Dulu uang Seratus Ribu Rupiah ditangan seorang isteri dipake belanja dapur kepasar, bisa semua didapati dan bisa makan enak. Itu di era zaman Presiden RI Soeharto, tapi kini terasa sangat tidak berharga uang segitu ditangan isteri ketika berbelanja keperluan dapur ke pasar tradional karena semua serba mahal, apalagi pas habis pula Gas Elpiji yang 3 Kg didapur. Alamakk"
Dan memang tidak terbantahkan pada sisi lain di era kepemimpinan Presidenke 7 Joko Widodo, ada banyak proyek pembangunan pemerintah dimasa lalu yang sudah menghabiskan uang belanja negara ratusan triliyun rupiah itu, mampu diselesaikan dalam sekejap oleh Jokowi bersamaan disana sini dibangun secara megah jalan toll dan bandara airport bertaraf Internasional. Dan suka atau tidak boleh dikatakan hanyalah Jokowi Presiden RI yang paling fenomenal karena mampu menyamakan harga BBM dan Semen di Indonesia Timur dan Jakarta.
Dulu selama puluhan tahun sejak bangsa ini merderka dari penjajah, sangat sulit para Presiden sebelumnya sanggup melakukan hal itu. Apalagi jika anak bangsa ini semakin cerdas, dan tidak lagi gampar terbakar dan terhasut fitnah keji dari segelintir orang kepo sok tau, pencapai puncak gemilang Jokowi adalah mewujudkan perpindahan Ibukota Jakarta yang sudah tidak layak dimata dunia, ke IKN Passer Penajam Kaliman Timur, itu adalah sangat luar biasa, karena dirancang bangun IKN setara dengan kota Dubai, yang smart city dan airnya bisa langsung diminum dari Kran, lebih baik dari Negara tetangga Singapura.
Walau begitu susasa keakraban yang cair mengalir bening, Gubernur Jateng yang belakangan tampak bersaing ketat seakan kejar mengejar dalam pooling dengan Capres Prabowo Subianto, sadar betul bahwa dunia jurnalis yang paling mampu menyebutkan bahwa Langit kita sedang cerah atau sedang kelabu dalam tulisannya, harus sangat menjaga keseimbangan berita yang selain akurat, juga harus berimbang, karena wartawan tidak boleh memihak. Wartawan adalah profesi yang pernah mengantarkan sang dedengkot Adam Malik menjadi Wapres dimasa kejayaan media yang dulu sangat terkontrol dan ketat, dan rata rata kwalitas wartawan nyapun berkaliber, disegani oleh lawan dan kawan.
Dibicarakan juga betapa penting menjaga kwalitas demokrasi dan soal mutu pendidikan yang terlalu banyak harus dibenahi, padahal saat ini justru gaji dan pendapatan seorang Guru sudah sangat mapan dibanding dulu yang hanya kebagian jatah catuh beras busuk ngantri panjang untuk mendapatkannya.
Beberapa Pemred bertanya tentang bonus demokrasi di era desrupsi. Ganjar memaparkan pentingnya sistem pendidikan yang lebih aplikatif, infrastruktur yang mendukung kemajuan siswa, salah satunya dengan creative hub.
"Guru harus didorong fokus pada bakat anak dibanding mata pelajaran. Sekolah mesti memfasilitasi," kata Ganjar.
"Kan nanti misalnya datang empat nama, pasti nanya 'Ganjar yang cocok siapa ini'," kata Ganjar menirukan ucapan Megawati.
Begitu juga ketika Pemred media ini menanyakan, siapa rival Capres yang dianggap paling berat ?
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !