Jakarta, Info Breaking News - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyarankan para pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya agar mau beralih ke angkutan umum untuk mengurangi polusi udara.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Muhammad Taufik Zoelkifli menilai kebijakan kerja dari rumah (WFH) untuk 50 persen pegawai pemerintahan di Jakarta tidaklah efektif. Menurut dia, idealnya memang beralih ke angkutan umum.
“Jumlah ASN berapa sih, saya lihat cuma 80 ribuan orang, tidak akan efektif untuk menghilangkan tingkat polusi di DKI. ASN DKI dulu wajib beralih ke transportasi umum, baik yang rendahan maupun pejabat semua wajib naik transportasi umum maka akan terpacu semakin baik dan tingkat polusi udara akan menurun," tuturnya.
Alih-alih menurunkan polusi udara, Taufik menjelaskan penerapan WFH justru menurunkan kinerja para pegawai.
Polusi Udara Jakarta Disebabkan Banyak Faktor
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut menurunnya kualitas udara dan meningkatnya polusi di DKI Jakarta dan sekitarnya disebabkan oleh banyak faktor. Namun, yang paling dominan di antaranya adalah akibat kendaraan bermotor, serta emisi yang keluar dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
"Buruknya kualitas udara di suatu wilayah disebabkan oleh banyak faktor seperti kendaraan bermotor hingga sektor energi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)," ungkap Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan.
"Emisi yang dikeluarkan oleh PLTU memang merupakan salah satu faktor penyebab buruknya kualitas udara tapi bukan merupakan satu satunya faktor," sambungnya.
Berdasarkan hasil penelitian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta tahun 2020, sektor pembangkit listrik, termasuk PLTU, hanya memiliki pengaruh sebesar 5,7 persen terhadap buruknya kualitas udara di Jakarta.
Sementara lebih dari separuh penyebab polusi udara di Ibu Kota masih disumbang transportasi/kendaraan bermotor.
Sejak lepas dari pandemi, kendaraan bermotor mulai kembali memenuhi jalanan-jalanan di Jakarta dan menyebabkan macet di berbagai titik.
"Sumber emisi transportasi masih menjadi sektor terbesar penyumbang buruknya kualitas udara di Jakarta," tutur Ardhasena.
Dihimpun dari DLH, inilah sejumlah sumber polusi udara di Jakarta:
1. Transportasi (67,04 persen)
2. Industri (26,8 persen)
3. Pembangkit listrik (5,7 persen)
4. Perumahan (0,42 persen)
5. Komersial (0,02 persen). ***Candra Wibawati
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !