Jessica yang sangat menghormati Bos Lawyer Indonesia, Prof. Otto Hasibuan |
Jakarta, Info Breaking News - Kisah super unik dalam dunia hukum yang satu ini memang mengguncangkan dunia, karena banyak persoalan menarik yang tidak pernah tuntas dikupas sepanjang tragedi hitam, karena adanya banyak isu menarik seperti isu cemburunya cinta para lesbian, aroma mafia dengan kekuatan finansial dan sindikasi perbankan dan perang pakar hukum seantero jagad yang dihadirkan sepanjang persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dikawasan jalan Bungur Raya selama 4 Bulan disiarkan langsung oleh Media Elektronoik TV dan media Digital Online.
Kini dalam sepekan kembali tragedi hukum ini menjadi heboh karena digarap secara dokumenter oleh raja perfilman Netflix sehingga akun Presiden Joko Widodo pun dihampiri banyak nitezen yang belakangan lebih brutal ketimbang para jurnalis senior dibidang hukum maupun kriminal.
Nama pengacara fenomenal Prof. Otto Hasibuan yang juga dikenal sebagai Bosnya PERADI semakin menjulang tinggi karena dinilai para nitezen diseluruh dunia sebagai lawyer yang sangat cerdas dan mampu memberikan yang terbaik dalam melindungi nasib kliennya.
Dan tidak banyak praktisi hukum seperti Otto yang semakin tua terkesan semakin piawai dan selalu mampu menjaga performanya dan tidak pernah berubah familiarnya dikalangan para jurnalis yang meliput diberbagai sidang pengadilan sejak mudanya Otto Hasibuan. Sehingga tidak heran jika kini dalam sepekan ini nama besar Otto Hasibuan nangkring sebagai top one dijajaran berita dunia geogle dan mata.
Dampaknya secara positip melebar kepada akun media sosial Instagram milik Presiden Joko Widodo diserbu fans Jessica Wongso setelah penayangan film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso di Netflix pada 28 September 2023. Banyak warganet yang meminta keadilan atas peristiwa tersebut.
Bahkan gara-gara film dokumenter tersebut banyak warganet menjadi berpihak ke Jessica Wongso yang dinilai tidak bersalah. Tapi tak sedikit juga yang masih meyakini Jessica bersalah.
Kebanyakan warganet meminta Presiden Jokowi agar mengangkat kembali kasus kopi sianida agar lebih jelas proses hukumnya, lebih transparan, dan adil."Pak Jokowi, Indonesia lagi di sorot dunia atas Kasus Jessica. Mari tegakan keadilan di negeri ini. Usut tuntas pak, jangan sampe cinta versi lesbian dan aroma mafia serta kekuatan finansial sindikat perbankan dan sitanegara lain menilai bahwa hukum di negeri ini lemah," tulis akun @dedykusxxx
"Pakk tolong lah pakk, kami butuh bapak, angkat kembali Kasus Jesica," tulis akun @hamkaxxx
"Bapak dgn sgla hormat saya mnta tlong berikan keadilan untuk kasus Jessica Kumala Wongso, dia tdk brslah pak," tulis akun @sandraaaxxx.
Namun, banyak juga warganet yang mengkritik para penonton dokumenter ini terlalu mudah digiring opininya. Mereka meyakini bahwa Jessica memang bersalah.
"Presiden urusanya banyak, ngapain ngurusin begituan lagian itu kasus jaman kapan woy, mau mauan digiring giring ama netflix yg cari rame biar dapet duit, kasus udah di putus sama hakim, hakim kaga sembarang mutus juga kaleee," kata @davidbr***.
"Nah yg minta2 kasusnya dibuka ini punya bukti kuat apa? kan gt," tantang @hyde380_***.
Setelah penayangan film dokumenter ini, berbagai konten podcast hingga media sosial ramai membahas kembali kasus kopi sianida yang mengakibatkan Wayan Mirna Salihin meninggal dunia dan menetapkan Jessica Wongso sebagai tersangka dengan hukuman 20 tahun penjara.
Dari penayangan dokumenter tersebut banyak pihak yang membuka suara seperti pengacara Jessica Wongso hingga dokter forensik. Sehingga tak heran banyak warganet yang ikut bersuara.
Dokumenter ini bahkan membuat ayah Wayan Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin, naik pitam. Edi menyebut pemilik Netflix asal Singapura penipu.
Dalam sebuah wawancara dengan Karni Ilyas, Edi meminta maaf kepada masyarakat karena karakternya dalam film dokumenter itu terkesan arogan. Ia langsung menuding bahwa dokumenter kasus kopi sianida itu hasil penipuan yang dilakukan Netflix. Edi juga menyebut pemilik Netflix adalah Jessica Wong yang tinggal di Singapura.
"Jadi, Netflix itu, saya ketipu sama dia. Jadi, Netflix itu orang Singapura yang punya, namanya Jessica Wong. Nah, yang syuting (sama) kita, director-nya maupun sutradaranya itu namanya Robb Smith. Saya nggak dapat apa-apa dari dia," ujar Edi dikutip dari channel YouTube Karni Ilyas Club, Selasa (10/10/2023).
Edi mengaku hanya menjawab pertanyaan dari pembuat film dokumenter. Namun, ia kecewa betul karena menurutnya film yang ditayangkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Edi meminta masyarakat Indonesia agar tidak terkecoh dengan dokumenter itu.
Tetapi setelah ditelusuri, pernyataan terkait pemilik Netflix yang disebutkan Edi itu tidak sesuai fakta. Dikutip dari berbagai sumber bahwa Netflix dibentuk oleh Reed Hastings dan Marc Randolph pada tahun 1997 di Los Gatos, California, Amerika Serikat.
Semakin berkembang, Netflix pun membuka kantor cabang di berbagai negara, salah satunya di Singapura. Singapura dipilih sebagai kantor pusat Netflix di wilayah Asia Pasifik. Namun, bukan berarti Netflix dimiliki oleh orang Singapura. Saat ini, Reed Hastings masih menjabat sebagai Executive Chairman Netflix.**** Nadya & Mil
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !