Ketua KPK Firli dan Menteri Syahrul Yasin Limpo Secara Jantan |
Jakarta, Info Breaking News - Sepertinya kali ini Ketua KPK Firli yang merupakan Jenderal Polisi Bintang Tiga itu akan jatuh terpuruk akibat kasus pemerasan yang dilaporkan oleh mantan Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo yang dikenal pemberani dan orang Makassar sejati yang rela mati jika sampai harga dirinya terinjak secara dholim, apapun akan dilawannya, sambil mencari stretegi yang ampuh untuk memusnahkan kejahatan dan kelicikan Firli yang berulang kali diduga melanggar hukum tapi tetap saja mampu lolos dari jeratan, tapi kini berseteru dengan SYL orang Makassar terbaik itu, Firli akan jatuh dan hancur berkeping keping, sehingga puncaknya SYL harus memohon restu sang Ibunda tercinta setelah memohon kepada sang khaliknya sebelum perang barata yuda melawan Firli yang dilaporkannya memeras dirinya sebesar $ 1 Miliyar US atau setara dengan Rp 1,5 Triliyun. Ini paling edan dan gila.
Soal kesalahan dan khilaf, tak ada satu manusiapun dimuka bumi ini yang sanggup berlagak suci tanpa dosa dan salah. Banyak pihak dibelakang SYL yang memang bertampang laki maco itu.
Pimpinan KPK diduga melakukan pemerasan dalam penanganan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Desakan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menonaktifkan pimpinan KPK mengemuka.
Ketua IM57+Institute M Praswad Nugraha menyoroti soal perbuatan tidak wajar dalam penanganan perkara Kementan. Hal tersebut mengacu pada lamanya surat perintah penyidikan diterbitkan setelah korupsi di Kementan telah naik ke penyidikan."Padahal, normalnya penerbitan surat perintah penyidikan ditandatangani oleh pimpinan, dan dikeluarkan dalam bentuk sprindik dalam waktu yang sesegera mungkin dan secara langsung, pasca diputuskannya hasil ekspose perkara korupsi untuk dinaikkannya tersangka pada suatu proses penyidikan," kata Praswad dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (5/10/2023).
Praswad juga meminta ada langkah cepat yang diambil terkait isu pimpinan KPK terlibat pemerasan. Mantan penyidik KPK ini mendesak Presiden Jokowi untuk segera menonaktifkan pimpinan KPK tersebut.
"Sebagai wujud pencegahan konflik kepentingan seharusnya presiden menonaktifkan komisioner yang diduga terlibat kasus pemerasan serta larangan dalam melakukan segala intervensi dalam penanganan kasus korupsi Kementerian Pertanian," jelas Praswad.
"Hal tersebut bukan hanya bermanfaat untuk kelanjutan penanganan kasus dugaan pemerasan yang saat ini sedang ditangani oleh pihak kepolisian, tetapi juga terhadap integritas dan independensi penanganan kasus korupsi di Kementan yang sedang ditangani KPK," tambahnya.
3 Jam Mentan SYL Diperiksa Polda Metro soal Dugaan Pemerasan
Lebih lanjut Praswad juga meminta kepolisian mengusut tuntas laporan pemerasan pimpinan KPK.
"Kepolisian seharusnya bekerja untuk membongkar dugaan pidana korupsi atas penanganan kasus korupsi yang dilakukan oleh pimpinan KPK untuk menghindari digunakannya kasus tersebut sebagai bahan barter," ujar Praswad.
Kabar pimpinan KPK dilaporkan terkait dugaan pemerasan ini mengacu pada beredarnya surat panggilan dari Polda Metro Jaya untuk ajudan dan sopir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dua surat yang ditujukan kepada Panji Harianto dan Heri tertanggal 25 Agustus 2023. Disebutkan bahwa Panji adalah ajudan Mentan, sedangkan Heri adalah sopir Mentan.
Apalagi disilanyir bahawa Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto yang sempat cukup lama sebagai Direktur Penydikan KPK sangat hapal betul karakter Firli dan walau kalah satu bintang dari Firli tetapi Karyaoto merupakan Kapolda Metro Jaya yang paling disayangi oleh Presiden Joko Widodo karena etos kerjanya dan trek rekordnya yang cemerlang. *** Mil
Baca berita menarik lainnya, hanya tinggal klik Beranda dibawah ini
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !