Gaza, Info Breaking News - 37 bayi terancam bahaya akibat ruang ICU yang kehabisan tenaga listrik di Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Palestina.
Komunikasi RS Al-Shifa dengan WHO pun sempat terputus, meski kini sudah kembali terhubung.
BBC, Minggu (12/11/2023) melaporkan ada tiga bayi yang sudah meninggal dunia di RS Al-Shifa. Salah satu di antaranya merupakan bayi yang lahir secara prematur.
Kepala operasi di RS Al-Shifa, Dr Marwan Abu Saada, mengaku takut jika akan ada lebih banyak bayi yang meninggal dunia.
Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata bahwa RS Al-Shifa sudah tidak seperti rumah sakit karena kurangnya listrik, air, dan koneksi internet yang terbatas.
"Dunia tidak bisa berdiri diam saat rumah sakit-rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman, berubah menjadi pemandangan kematian, kehancuran, dan keputusasaan. Gencatan senjata. SEKARANG," tulis Ghebreyesus di platform X.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim telah menawarkan bantuan kepada RS Al-Shifa, namun tawarannya ditolak.
"Kami menawarkannya sebenarnya, semalam, untuk memberikan mereka bahan bakar yang cukup untuk mengoperasikan rumah sakitnya, mengoperasikan inkubator dan seterusnya, karena kita tentunya tidak bertempur melawan pasien atau rakyat sipil sama sekali," ucap Netanyahu seperti dikutip dari NBC.
Netayahu berkata kematian tiap warga sipil dan bayi merupakan tragedi dan menuding Hamas sebagai pihak yang bersalah.
"Tragedi itu seharusnya ditempatkan dengan tepat pada tanggung jawab Hamas yang memiliki instalasi militer serta pos komando di dalam rumah sakit, di dalam sekolah, di dalam UNRWA, fasilitas PBB, dan seterusnya," sambung Netanyahu.
Menanggapi hal tersebut, pejabat RS Al-Shifa secara tegas membantah klaim dan tuduhan Benjamin Netanyahu tersebut. ***Assyifa Rizki
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !