Jakarta, Info Breaking News - Perlambatan ekonomi di Tiongkok menyebabkan warganya semakin ragu untuk menikah.
Akibat adanya perlambatan ekonomi, kini banyak warga Tiongkok yang memilih tetap melajang. Pasalnya, prospek untuk mendapatkan pekerjaan saat ini kurang baik di tengah tingginya tingkat pengangguran di kalangan muda.
"Menikah sangat mahal, terutama di kota besar seperti Shanghai. Dari segi finansial, ini memberikan tekanan besar pada generasi muda, termasuk saya," ungkap Victor Li, seorang pemuda asal Tiongkok, kepada Reuters, Selasa (16/1/2024).
Menurunnya angka pernikahan itu sendiri menjadi kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan mengingat kini Tiongkok tengah menghadapi penurunan kelahiran dan penuaan cepat, meski dulu pernah menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Dilaporkan, tingkat kesuburan Tiongkok saat ini merupakan salah satu yang terendah di dunia.
Tahun lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyoroti perlunya aktif dalam membentuk budaya pernikahan baru dan mendidik anak-anak untuk mendorong pembangunan nasional.
Pemerintah daerah juga telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung keluarga baru, termasuk pemangkasan pajak dan subsidi perumahan, serta memberikan hadiah tunai untuk pernikahan jika pengantin wanita berusia 25 tahun atau lebih muda. ***Winda Syarief
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !