Opa Hans dan Oma semasa hidup saling mencinta hingga akhir hayat |
Bogor, Info Breaking News - Sebuah pepatah kuno tapi masih enak didengar yang menyebutkan bahwa kasih orangtua terutama sang ibu adalah sepanjang masa, tapi bentuk kasih sang anak terhadap orangtuanya hanyalah sepanjang gala, atau gala disini adalah panjangnya batang bambu untuk mengambil buah, yang lebih kurang panjangnya berkisar hanya 7 meter saja. Bandingkan dengan panjangnya kasih sayang dari orangtua terhadap anaknya yang sepanjang umur hidup itu.
Dan kiasan kuno yang sudah tidak pernah didengar kaum muda sekarang yang cuma sok sokan bergaya, pegang handphone,dan naik motor cengengesan itu, sangat tepat dengan peristiwa memilukan hati para kaum kolot sepuh orangtua masa kini, apalagi tepat dengan tragedi viral dari pasangan suami istri, Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (72) bernasib pilu. Pasutri lansia ini meninggal 'berduaan' dalam kondisi mengenaskan di dalam rumahnya di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
Padahal pasangan ini sebelumnya dikenal sebagai sosok orangtua yang ramah bertegur sapa dengan tetangganya disaat masih sehat. Banyak kisah mereka yang heroik dalam perjalanan hidupnya dengan membesarkan tiga orang buah hatinya. Namun betapa mirisnya perjalanan akhir hidup mereka yang sudah tua lanjut usia dan sakit sekian tahun lamanya, seakan tetangga tidak bisa menutup mata, lalu ada yang memberi makanan, ada yang memasangkan token listriknya, dan seterusnya secara bergantian, hingga ketahuan diakhir hidupnya mereka sama sama tewas secara menyedihkan tanpa ada perawatan dan tidak ada yang tau, selain bau membusuk dari rumah yang sepi itu.
Pasutri yang akrab disapa Opa Hans dan Oma Rita itu ditemukan meninggal oleh warga pada Selasa (16/7). Keduanya ditemukan dalam kamar dengan kondisi jasad yang telah membusuk.Opa Hans dan Oma Rita selama ini hidup berdua. Hingga tutup usia, keduanya pun meninggal 'berduaan' tanpa adanya keluarga di samping mereka.
Di usia senjanya, Opa Hans dan Oma Rita memang tidak banyak bersosialisasi dengan tetangga karena keterbatasan fisik. Akan tetapi, para tetangga peduli dengan mereka.
Sosok Opa Hans dan Oma Rita
Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing mengungkapkan Opa Hans dan Oma Rita selama ini jarang bersosialisasi dengan warga karena keterbatasan fisik yang tak lagi muda. Namun, para tetangga cukup peduli dengan keduanya.
"Karena memang keterbatasan fisik kedua almarhum, jadi memang tidak bisa proaktif bersosialisasi langsung kepada warga. Tapi memang dari kita sebagai tetangga atau warga di sekitar kediaman Opa dan Oma ini memang bisa dibilang cukup merasa miris melihat kondisi mereka," kata Jonathan, ditemui di lokasi, Kamis (18/7/2024).
Jonathan mengungkap Opa Hans dulunya merupakan seorang pelaut. Setelah pensiun, dia sempat mengajar di salah satu sekolah pelayaran bilangan Jakarta Timur.
"Opa itu setahu saya dulunya pelaut, kemudian terakhir yang saya tahu pas saya ngobrol juga dengan beliau masih aktif mengajar. Kalau nggak salah di salah satu sekolah pelayaran di Pasar Rebo. Itu berhenti setelah masa pandemi COVID-19," tuturnya.
Sementara Oma Rita, banyak yang menyebut bahwa dia adalah mantan penyiar radio. Namun sepengetahuan Jonathan, Oma Rita bukan mantan penyiar radio.
"Kalau Oma itu setahu saya pensiunan di PLN, makanya yang beredar penyiar RRI. Tapi setahu saya pensiunan PLN," tuturnya.
Pengurus RT setempat, Jonathan Tobing (42) mengungkapkan sosok Opa Hans dan Oma Rita, pasutri lansia yang ditemukan tewas membusuk di Jonggol, Bogor.(Rizky Adha Mahendra/detikcom)
Warga Tak Pernah Lihat Anak Opa dan Oma
Jonathan mengatakan Opa Hans dan Oma Rita sudah lama hidup berdua. Mereka memiliki 3 orang anak tetapi jarang berkunjung.
"Kalau saya pribadi tidak pernah melihat (anaknya), saya nggak tahu warga lain pernah lihat berkunjung mungkin sebentar," kata pengurus RT setempat, Jonathan Tobing (42), ditemui di lokasi, Jumat (19/7/2024).
Jonathan sudah tinggal di kawasan tersebut 7 tahun sejak pertengahan 2017. Setahu dia, Opa Hans dan Oma Rita memiliki 3 orang putra.
"Setahu saya itu ada 3 orang putranya. Yang pertama di Jakarta, yang kedua itu di Bandung, yang ketiga itu di Bekasi atau Tangsel gitu," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar