Pages

Jumat, 09 Agustus 2024

Indonesia Semakin Kaya Temukan 2 Harta Karun Migas terbesar


Bandung, Info Braking News -
Dua dari lima temuan sumber minyak dan gas bumi (migas) ukuran raksasa di dunia ada di Indonesia. Dua temuan itu yakni pada sumur Geng North dan Layaran.

Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro mengatakan, temuan tersebut merupakan temuan besar sejak tahun 2000. Temuan besar terakhir ialah Lapangan Abadi.

"Di tahun 2023 sendiri kita menemukan giant discovery di Geng North dan Layaran. Ini adalah the biggest sejak tahun 2000 di mana kita menemukan Lapangan Abadi yang terkenalnya adalah Masela," katanya dalam Webinar Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi untuk Percepatan Transisi Energi dan Sirkular Ekonomi, Jumat,  (9/8/2024).

Dia mengatakan, temuan itu tidak hanya diakui oleh SKK Migas. Namun, kata dia, oleh sejumlah lembaga internasional seperti Wood Mackenzie, Rystad Energy dan S&P Global.

"Ini 2 dari 5 biggest discovery di dunia. Ini dicatat bersama tidak hanya dari SKK Migas tapi konsultan internasional Mackenzie, Rystad dan S&P Global juga me-recognize temuan tersebut," katanya.

Menurutnya, temuan tersebut merupakan sesuatu yang membanggakan. Pekerjaan rumah selanjutnya ialah pengembangan temuan-temuan tersebut.

"Dan kembali lagi sekarang message-nya adalah bagaimana mengembangkan lapangan-lapangan yang sudah discovery oleh SKK Migas," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan, total lifting gas bumi hingga Juni 2024 sebesar 5.383,57 billion british thermal unit per day (bbtud). Dari total lifting itu, sebanyak 3.727,95 bbtud untuk kebutuhan domestik dan 1.659,62 bbtud untuk ekspor.

"Kalau kita lihat tentunya dari sudut pandang SKK Migas, kita selalu mendorong agar pemanfaatan gas itu bisa bertujuan untuk pembangunan perekonomian kita. Sehingga kalau bapak ibu lihat di sini dengan sebesar per Juni 2024 ada 5.383 bbtud dari total produksi kita, di mana pemanfaatan dari domestik tersebut kita naikkan," katanya.

Dari sisi profil pemanfaatan gas bumi, terbesar adalah untuk industri sebesar 26,93%. Kemudian, untuk ekspor LNG 24,61%, pupuk 12,68%, kelistrikan 12,64%, domestik LNG 11,65%, dan lain-lain.

"Salah satu yang paling besar adalah penggunaan untuk industri dalam negeri, yang sebelah kiri warna biru. Ada juga untuk kelistrikan, domestik LNG juga kita salurkan kepada domestik LNG tersebut," katanya.

Diakuinya, ada pemanfaatan gas yang masih kecil seperti city gas dan untuk BBG. Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya berupaya agar produksi terus naik. Namun, produksi gas ini dihadapkan pada masalah yakni infrastruktur yang terbatas.

"Sebagai contoh di sini industri di mana penyerapan dari gas tersebut itu masih lebih rendah daripada yang dikontrakan," katanya.*** Winda Syarif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar