Jakarta, Info Breaking News - Perkembangan terkini di tanah air persoalan narkoba semakin miris dan terkadang banyak media merasa jijik untuk memberitakannya karena takut semakin diberitakan semakin populer dikalangan anak ingusan yang sesungguhnya masih sangat polos, tapi zaman sekarang ini justru sangat berbeda sifat dan pertumbuhannya.
Apalagi soal ini dimana pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) menyoroti fenomena penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat. Narkoba saat ini bahkan telah merambah kepada anak-anak.
Baru-baru ini, BNN membongkar 15 kilogram sabu dan 10 ribu butir ekstasi asal Malaysia. Tiga orang ditangkap dalam kasus tersebut."Kita berhasil menangkap barang bukti sebesar, barang bukti sabu sebesar 15.001,6 gram atau kurang lebih 15 kilogram sabu dan barang bukti lainnya ekstasi sebanyak 10.345 butir," kata Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom di kantor BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, Rabu, (25/9/2024).
Marthinus mengatakan narkoba tersebut rencananya diedarkan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan, dan Medan, Sumatera Utara. Tiga tersangka, yakni AL, LAH, dan FH, ditangkap di Aceh.
Maraknya peredaran narkoba ini tidak terlepas dari masih banyaknya permintaan pasar. Marthinus Hukom mengatakan penyalahgunaan narkoba saat ini tidak hanya di kalangan atas (high class). Penyalahgunaan narkotika kini lebih memprihatinkan karena menyasar kalangan masyarakat bawah, bahkan anak-anak.
"Kita melihat hari ini, narkoba tidak hanya digunakan oleh para pemilik uang. Dulu, ketika 10 tahun yang lalu, mungkin 20 tahun yang lalu, pengguna narkoba itu high class, orang-orang yang punya ekonomi yang kuat, orang-orang pesohor-pesohor, atau anak seorang businessman, atau anak seorang pejabat," kata Marthinus dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (20/9).
Marthinus mengungkapkan permintaan pasar peredaran gelap narkoba di Indonesia masih sangat tinggi. Merujuk data, angka prevalensi pengguna narkoba di Indonesia pada 2019 mencapai 3,7 juta penduduk.
"Melihat juga bahwa survei prevalensi kita itu kan tahun 2019 (sebesar) 3,7 juta. Artinya marketnya itu masih besar," kata Marthinus.
Narkoba Merambah ke Anak-anak
Marthinus mengungkapkan peredaran narkotika saat ini juga tidak hanya di kalangan atas. Tetapi sudah merambah ke perkampungan bahkan menyasar anak-anak.
"Tapi hari ini, narkoba itu sudah menjalar sampai ke kampung-kampung, nelayan, pekerja perkebunan, pekerja tambang, anak-anak. Dan para pebisnis haram narkoba ini, dia memahami bagaimana upaya membangun kerajaan bisnisnya lewat jejaring-jejaring sosial, lewat struktur-struktur sosial yang ada di masyarakat," tambahnya.
Mantan Kadensus 88 Antiteror Polri ini mengatakan narkoba memberikan dampak buruk kepada masyarakat. Banyak penyakit sosial hingga kriminalitas yang ditimbulkan karena penyalahgunaan narkoba.
Marthinus mencontohkan kasus pembunuhan penjual gorengan, Nia, di Padang, Sumatera Barat. Kata dia, pelaku adalah buron narkoba.
"Kalau Bapak-Ibu baca, melihat media hari ini, kasus pembunuhan seorang pedagang gorengan di Padang, siapa namanya, kalau tidak salah Nia ya, pelakunya adalah buron narkoba 6 tahun. Dan ketika ditangkap, dia kedapatan ada alat pengisap narkoba di tempat dia ditangkap," katanya.
"Artinya, narkoba hari ini juga berdampak pada kejahatan, kekerasan-kekerasan seksual. Kalau kita tidak mendekatinya secara komprehensif, ya kita siap-siap kita berhadapan dengan kejahatan-kejahatan jalanan yang semakin masif," tambahnya.
Narkoba di Warnet-warnet
Fenomena penyalahgunaan narkotika di kalangan anak-anak ini telah masuk di beberapa tempat. Narkoba menyusup ke warnet-warnet.
"Karena penggunaan narkoba hari ini juga masuk ke anak-anak. Seperti yang kita temukan di Medan, wartel-wartel di Medan kalau kita razia, pemain wartel itu rata-rata semua pengguna narkoba. Ini fenomena kejahatan yang menghancurkan moral," kata dia.*** Winda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar