Bahlil Dalam Jumpa Pers dengan Media
Jakarta, Info Breaking News - Indonesia rugi besar karena masih getol impor minyak. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia rugi Rp 500 triliun per tahun gegara masih mengimpor minyak karena produksi yang rendah.
Padahal konsumsi minyak nasional saat ini rata-rata sekitar 1,6 juta barel per hari. Karena produksi minyak yang rendah, Indonesia jadi harus melakukan impor sekitar 1 juta barel per hari.
"Dengan kita mengalokasikan uang kurang lebih sekitar Rp 500 triliun yang bisa hilang per tahun untuk bisa membeli minyak. Ini juga salah satu kenapa nilai tukar Rupiah kita itu menurun terhadap Dolar," jelas Bahlil dalam sambutannya di HUT ke-65 MKGR, di Hotel Shangri-La, Kamis, (30/1/2025).
Presiden Prabowo Subianto sendiri, kata Bahlil, memberikan target ambisius kepadanya untuk mengebut target lifting minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029.
Bahlil juga menekankan Prabowo memasang target agar Indonesia tak lagi impor minyak di tahun 2029, maka dari itu lifting minyak harus digenjot sampai 1 juta barel per hari.
"Kami targetkan, tadi arahan bapak Presiden, di 2028-2029 lifting kita harus mencapai 1 juta barrel per day agar kita mampu untuk tidak melakukan impor minyak lagi pada tahun 2029," tutur Bahlil.
Di tahun 2025 ini, dalam asumsi makro APBN ditetapkan lifting minyak bumi ditargetkan sebesar 605 ribu barel per hari sementara itu untuk lifting gas bumi ditargetkan sebesar 1.005 ribu barel setara minyak per hari.
Sebelumnya, Bahlil sendiri sempat mengungkapkan kepercayaan dirinya target tersebut bisa dicapai. Sebab, ada sekitar 301 lapangan migas yang telah rampung dieksplorasi. Dari jumlah tersebut, dia bilang pihaknya telah mendorong 50-60 lapangan minyak yang telah mendapatkan persetujuan Plan of Development Pertama (POD-1).
"Saya lagi hitung ya, tapi target saya tahun 2025, kan APBN 2025 itu kan target lifting kita itu 605 ribu barrel per day. Pasti akan lebih dari target 2025," kata Bahlil saat ditemui di kediamannya, November 2024 yang lalu.
Bahkan lebih jauh Bahlil Lahadalia mengungkapkan fakta yang mengejutkan bahwa Indonesia mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Bahlil mengatakan ini merupakan suatu hal yang ironi. Di mana sebanyak 54% diimpor dari Singapura.
"Ironi lagi yang memalukan, bangsa kita semua yang kita cintai ini 54% konsumsi minyak jadi kita impor. Impornya tau dari mana? Dari Singapura," kata Bahlil di Hotel The Westin Jakarta, Kamis (30/1/2025).Bahlil mengatakan bahwa Singapura merupakan negara yang tidak mempunyai ladang minyak seperti di Indonesia. Akan tetapi Indonesia mengimpor BBM dari Singapura.
"Jadi kita ini diimpor minyak oleh negara yang nggak punya minyak. Dan harganya sama dengan harga minyak dari Middle East," katanya.
Bahlil mengatakan bahwa Impor BBM Indonesia saat ini mencapai 1 juta Barel per hari. Kondisi ini berbanding terbalik pada periode 1996-1997 yang mampu mengekspor minyak sebanyak 1 juta barel per hari.
Kemudian lifting migas pada periode 1996-1997 sebanyak 1,6 juta barel per hari dengan konsumsi hanya 600.000 barel per hari. Sementara pada 2024 lifting migas Indonesia hanya 600.000 barel per hari.
"Jadi kita sekarang impor kita per hari itu 1 juta barel per hari. Jadi terbalik antara 96, 97 dengan 2024. Makanya kemudian kita mulai berpikir kalau seperti ini bangsa kita ini apa memang tidak punya minyak?," katanya.
Adapun saat ini Bahlil menekankan bahwa tata kelola migas perlu diperbaiki melalui 3 konsep. Pertama sumur-sumur idle harus terus dikerjakan. Kedua mengoptimalkan sumur-sumur yang ada itu dengan pemanfaatan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Dan yang ketiga ada 300 sumur yang sudah selesai eksplorasi tapi belum di Plan of Development (PoD). Itu harus diselesaikan," katanya.
Jelas bangsa Indonesia akan lebih makmur jika satu kasus Minyak BBM ini saja bisa dipulihkan, jangan lagi beli dari Singapura yang tidak punya ladang minyak, sedang kita yang punya ladang minyak kok jadi terbengkalai dan sibuk menjadi pengusaha mafia BBM.*** Lisa AF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar