![]() |
Yorrys Raweyai |
Jakarta, infobreakingnews - Fenomena tumbal zaman edan, dari kasus terkini perpecahan ditubuh Golkar, menambah panjang daftar perpecahan Parpol dimusim kegaduhan ini. Saling unjuk kepiawaian dan haus kekuasaan terus diperpontonkan ke publik. Hal ini terlihat dari kepemimpinan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar dikudeta. Rapat pleno Partai Golkar yang membicarakan rencana Munas yang disiapkan Kubu ARB pada 30 November, diambil alih dan diputuskan untuk membuat Munas tandingan.
Rapat pleno tandingan itu dipimpin Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono. Rapat sebelumnya dihadiri Sekjen Idrus Marham dan Wakil Ketua Theo L Sambuaga. Keduanya meninggalkan rapat tandingan itu.
"Munas IX selambat-lambatnya diselenggarakan Januari 2015, di Jakarta," kata Agung Laksono kepada sejumlah awak media di kantor pusat DPP Partai Golkar, di Jalan Anggrek Nelly, Jakarta, Rabu (26/11).
Agung mengatakan pihaknya menyepakati pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar. Agung menjadi Ketua Presidium. Sedang anggotanya adalah Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y.Thohari, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Laurence Siburian, dan Zainal Bintang.
Sebelumnya pertikaian yang semakin keras diperlihat saat pentolan Pemuda Pancasila, Yorrys Raweyai bersitegang mempertahankan argumentasinya dengan nada tinggi yang sempat ditayangkan dalam sebuah acara talk show sebuah TV swasta milik ARB, dimana Yorrys menyanggah secara keras dan tegas apa yang diargumentasikan oleh Nurdin Khalid yang merupakan salah satu pimpinan panitia bentukan ARB.
"Ini atas desakan para peserta pleno. Tugas presidium hanya satu, memastikan munas terselenggara selambat-lambatnya Januari 2015," jelas Agung.
Dia mengatakan Munas di Jakarta itu akan diselenggarakan Muladi sebagai Ketua Penyelenggara Munas IX, Ibnu Munzir sebagai Ketua Steering Committee Munas IX, dan Djasri Marin sebagai Panitia Pelaksana Munas IX.
Artinya, tak menjamin sebuah parpol yang paling tua usianya seperti Golkar, menghasilkan elite nya secara bijak melakoni kehidupan bernegara. Padahal mustinya mereka sudah paham kalau saat ini rakyat sudah sangat muak melihat segala bentuk pertikaian yang hanya memperlambat kemajuan Bangsa. *** Candra Wibawanti.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !