![]() |
Pyongyang, Info Breaking News – Seorang pembelot Korea Utara
ditembak oknum penjaga perbatasan Tiongkok ketika mencoba menyeberangi sungai
Tumen pada 20 April lalu.
Ketika dibawa ke rumah sakit di Longjing untuk dirawat, pria
pembelot tersebut ternyata diketahui positif terinfeksi virus corona.
Menindaklanjuti hal itu, rumah sakit langsung melarang adanya kunjungan.
Daily NK pada bulan Maret sempat melaporkan bahwa Covid-19 di
Korea Utara mungkin telah menewaskan hampir 200 tentara hingga menyebut ada “terlalu
banyak mayat” untuk dikremasi. Namun, hal ini ditepis oleh sang pemimpin Kim
Jong-un.
Ia bersikeras mengklaim negaranya tidak tersentuh virus corona,
meskipun puluhan ribu kasus menimpa kedua negara tetangganya, Tiongkok dan
Korea Selatan.
Bulan Februari lalu, ada juga klaim tak terverifikasi yang
menyebut Korea Utara sebenarnya ikut terdampak virus corona, namun pemerintahan
Kim Jong-un mengeksekusi pasien Covid-19 pertamanya dengan regu tembak.
Awal bulan ini Kim Myong yang membelot dari
Korea Utara, memperingatkan bahwa Covid-19 dapat merenggut nyawa orang sebanyak
kelaparan empat tahun yang dikenal sebagai Arduous March.
Pria yang tinggal Pyongyang dan menderita
kekurangan makanan selama kelaparan, menolak klaim rezim Kim sebagai propaganda
dan "kebohongan yang tidak masuk akal". Ia menilai Kim hanya sedikit
peduli dengan kesejahteraan rakyatnya.
Dalam sebuah artikel untuk Komite Hak Asasi
Manusia Korea Utara yang berbasis di AS, Myong menulis bahwa jumlah sebenarnya
dari infeksi dan kematian "melebihi bayangan." Dia menggambarkan sistem
perawatan kesehatan Korea Utara rapuh dan genting.
"Orang-orang Korea Utara telah lama
dipengaruhi oleh kekurangan gizi kronis, kesehatan yang buruk, dan kekebalan
yang lemah. Konsekuensinya, tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa Korea Utara
jauh lebih rentan terhadap Covid-19 daripada negara mana pun di dunia,”
tulisnya.
Menurutnya, Kim Jong-un sengaja menutupi
kebenaran seputar wabah corona lantaran dirinya khawatir warga bakal berbalik
melawan dirinya jika mereka tahu korban sebenarnya diakibatkan kurangnya
pengujian dan perawatan yang tepat.
Bak peribahasa buah jatuh tak jauh dari
pohonnya, kelakuan Kim Jong-un yang diklaim menipu rakyat mirip dengan apa yang
pernah dilakukan sang ayah, Kim Jong-il. Mantan pemimpin Korut tersebut pernah
menyembunyikan kengerian kelaparan dari rakyat di saat dirinya secara pribadi
hidup dengan segala kemewahan.
"Kepada Kim Jong Un, membiarkan ratusan,
ribuan, atau bahkan puluhan ribu warga Korea Utara meninggal karena penyakit
seperti budak yang tidak berharga, tidak akan menjadi masalah. Baginya,
menyaksikan begitu banyak orang mati akan sedikit menyakitkan daripada tusukan
jari menumpahkan satu tetesan darahnya sendiri,” ungkap Myong. ***Jeremy
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !