Gedung Memorial Chiang Kai-shek di Taipei, Taiwan
JAKARTA, INFO BREAKING NEWS - Patung raksasa Chiang Kai Shek yang diusulkan untuk dipindahkan menuai kontroversi antara pendukung dengan penentang mantan presiden Taiwan itu. VOA Rabu 22 September melaporkan usulan itu diajukan sebuah komisi tingkat kabinet di Taiwan. Chiang Kai Shek menjadi presiden negara itu sejak tahun 1949 hingga wafat pada tahun 1975.
Salah seorang komisaris di Komisi Keadilan Transisi Taiwan, Chen Yu-fan, mengatakan usulan pemindahan perunggu setinggi 6,3 meter itu adalah upaya menghapus warisan Chiang. Usulan itu juga menghilangkan kesempatan belajar dari sejarah. Chen mengingatkan bahwa Taiwan berada dalam pemerintahan demokratis paling dinamis di Asia dalam 10 tahun lebih setelah sebelumnya berada dalam pemerintahan diktator.
Sebaliknya, kaum penentang menyebut Chiang memerintahkan eksekusi terhadap 18 ribu lebih warga sipil pada tahun 1947. Peristiwa itu dikenal juga dengan “teror putih”. Chen, salah seorang pengecam Chiang menyebutnya sebagai pemimpin otoriter, membangun negra satu parta, dan banyak melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia).
Chen mencontohkan salah satu tudingan pelanggaran HAM adalah intervensi peradilan agar pembangkang dipersekusi. Ia juga mengklaim negara tidak boleh mencurahkan sumber daya skala besar untuk memuja diktator.
Partai Nasionalis Tiongkok (dikenal juga dengan Kuomintang/KMT) sebagai partai oposisi menolak proposal pemindahan patung Chiang Kai Shek dengan alasan hal itu akan menghancurka warisan budaya. Juru bicara KMT Angel Hung mengatakan usulan itu menimbulkan perpecahan. Memindahkan patung tidak membuahkan rekonsiliasi, dan melestarikannya bukan berarti mengakui masa lalu.***Meylin Hwa
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !