Headlines News :
Home » » IDI: Ribuan Nakes di Singapura Mundur Tidak dengan Nakes Indonesia

IDI: Ribuan Nakes di Singapura Mundur Tidak dengan Nakes Indonesia

Written By Info Breaking News on Selasa, 09 November 2021 | 05.16

ilustrasi negara singapore

JAKARTA, INFO BREAKING NEWS -  Zubairi Djoerban,, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) turut menanggapi peristiwa mundurnya ribuan tenaga kesehatan (nakes) di Singapura di tengah lonjakan kasus covid-19.

Dari ribuan nakes itu, nakes berkewarganegaraan asing yang mundur mencapai 500 orang. Pengunduran diri karena para nakes di Singapura mengalami kelelahan hebat sepanjang pandemi. Saat ini, jumlah kasus harian dan jumlah kasus baru mingguan di Singapura sedang tinggi-tingginya sehingga memenuhi rumah sakit. Bahkan, untuk cuti pun nakes tidak diperbolehkan.

“Sebagai warga asing yang mencari kerja di Singapura itu tujuannya untuk mencari uang sehingga harus seimbang antara income dengan risiko,” katanya saat dihubungi, Minggu (7/11).

Ketika risiko terinfeksi covid-19 sedang tinggi, maka ada sebanyak 500 nakes asing merasa tidak seimbang karena itu mereka lebih memilih mengundurkan diri. Hal itu direspons pemerintah Singapura dengan memberikan kebijakan insentif hingga Rp40 juta.

Jika dibandingkan dengan kondisi Indonesia, kata Zubairi, kondisinya tentu berbeda dengan Indonesia. Saat ini kasus positif covid-19 di Indonesia sedang masa rendah-rendahnya. Selain itu, nakes Indonesia juga pantang mundur, meski dihadapi beban kerja yang sangat berat, pun banyak rekan sejawat mereka yang sudah gugur melawan pandemi covid-19.

Ketika puncak kasus terjadi di Juli 2021, kata Zubairi, tidak ada satupun dokter yang mundur. Mereka siap sedia melayani masyarakat, termasuk dalam menghadapi gelombang pandemi selanjutnya.

“Saya yakin telah terbukti berkali-kali wabah dan terakhir covid-19 tidak ada dokter Indonesia yang mengundurkan diri. Salut untuk tenaga kesehatan Indonesia,” serunya.

Zubairi menegaskan, kegigihan dan semangat nakes itu perlu diapresiasi sebab, mereka memiliki pekerjaan dengan risiko tertular sangat tinggi. “Penghargaan bisa diberikan insentif dan harus disalurkan langsung ke tangan para nakes jangan ada keterlambatan atau penundaan,” tegasnya.***Jennie Lie

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved