Headlines News :
Home » » Bersahabat Baik Dengan Pandemi Berkepanjangan

Bersahabat Baik Dengan Pandemi Berkepanjangan

Written By Info Breaking News on Jumat, 28 Januari 2022 | 18.05


JAKARTA,
INFO BREAKING NEWS - Kemunculan varian baru Covid-19 berjuluk Omicron membuat dunia terhenyak. Banyak negara langsung menerapkan kewaspadaan tinggi demi mengantisipasi persebarannya. Salah satunya adalah melarang masuk para pelaku perjalanan dari sejumlah negara di Afrika, tempat di mana Omicron pertama terdeteksi.

Kewaspadaan tersebut sangat masuk akal mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan bahwa Omicron bisa memicu lonjakan kasus Covid-19 global. Varian ini diketahui lebih cepat menular ketimbang varian-varian sebelumnya.

Kelompok Penasihat Teknis WHO terkait Evolusi Virus menyatakan, mutasi varian ini berdampak pada sifat virus. Para peneliti menemukan bahwa varian Omicron memiliki lebih banyak mutasi pada protein spike, bagian penting dari virus Corona untuk menempel ke sel manusia.

Jika pada varian Delta ada delapan mutasi di protein spike, pada varian Omicron ada empat kali lebih banyak mutasi, yakni 32.

Hal inilah yang membuat para ilmuwan khawatir, Omicron mampu menular 4-5 kali lebih cepat dibanding varian Delta dan dapat mengurangi efektivitas vaksin atau pengobatan Covid-19.

Sedikitnya sudah 27 negara melaporkan temuan varian Omicron. Tiga di antaranya adalah negara tetangga kita, Australia, Malaysia, dan Singapura.

Melihat fakta bahwa infeksi Omicron sudah ditemukan di tiga negara tetangga maka tak berlebihan bila menyebut varian baru ini sudah mengintip Indonesia.

Berkaca pada pengalaman sebelumnya, Indonesia tak terhindar dari penularan varian Delta meski telah membuat aturan ketat sebelumnya.

Lantas, bagaimana perisai Indonesia mencegah Omicron?

Presiden Jokowi telah meminta semua jajaran untuk mewaspadai penyebaran Omicron sambil mempercepat program vaksinasi dan jangan lengah.

Pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan bagi pelaku perjalanan internasional yang hendak memasuki wilayah Indonesia.

Kebijakan tersebut diatur dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 23/2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19, tanggal 29 November 2021.

Seberapa jauh aturan itu dapat menghambat masuknya Omicron ke Indonesia bisa diukur dari pengalaman selama ini.

Jika varian Delta bisa menembus pertahanan Indonesia, maka varian lain pun kemungkinan besar akan serupa.

Para pakar di dunia sudah memformulasikan pencegahan penularan Covid-19. Protokol kesehatan itu kemudian dijadikan dasar untuk membuat peraturan mencegah transmisi antarnegara. Persoalannya adalah pada implementasi dari aturan tersebut.

Di Indonesia, kita melihat sejumlah pelanggaran protokol kesehatan yang sudah baku. Jauh sebelum muncul varian Delta, seorang petugas PCR Bandara Soekarno-Hatta kedapatan memanipulasi hasil rapid test calon penumpang. Kasus ini terbongkar karena korban bersuara. Ia bukan hanya diperas melainkan juga mendapatkan pelecehan seksual dari pelaku.

Jika praktik ini tidak terbongkar, bukan tidak mungkin akan semakin banyak calon penumpang dengan hasil tes positif namun diklaim negatif dan boleh terbang.

Kasus lain adalah terungkapnya penggunaan alat swab antigen bekas yang dipakai lagi ke calon penumpang pesawat, di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Bagaimana bisa mengandalkan akurasi hasil tes yang menggunakan alat bekas? Dengan hasil tes yang dipertanyakan keakuratannya bitu, calon penumpang bisa terbang. 

Model-model pelanggaran seperti itu yang memungkinkan virus menemukan jalan untuk merajalela di wilayah baru meski aturan ketat atau super ketat sudah dibuat.

Dalam aturan yang dibuat pemerintah saat ini pun terdapat pengecualian atau keistimewaan perlakuan. Salah satu contoh, aturan masuknya pelaku perjalanan ke Indonesia dikecualikan bagi mereka yang mendapatkan pertimbangan atau izin khusus secara tertulis dari kementerian atau lembaga. Izin-izin atau pertimbangan semacam itu perlu diawasi ketat mengingat mudah disalahgunakan.*** Abah Juwan


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved