Headlines News :
Home » » Istana Keperisidenan di IKN Akan Ditambah Luas Dan Ada Hutan Nan Indah Sejuk

Istana Keperisidenan di IKN Akan Ditambah Luas Dan Ada Hutan Nan Indah Sejuk

Written By Info Breaking News on Senin, 10 Januari 2022 | 06.55


JAKARTA,
Info Breaking News - Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo terkait Istana Presiden di lokasi ibu kota baru, Nyoman Nuarta bersama tim arsitek yang selama ini menjadi tim ahli dalam merancang Istana Garuda memaparkan beberapa informasi.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.

Presentasi Basic Design Istana Garuda yang dilakukan Nyoman Nuarta berkaitan dengan rencana pembangunan ibu kota baru RI di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Presiden telah memilik desain Istana Karya Nyoman Nuarta setelah melalui tahapan sayembara yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR pada awal tahun 2021 lalu.

Menurut Nyoman, Jokowi sempat mempertanyakan luasan ruang terbuka hijau berupa botanical garden yang terasa kurang luas.

“Pak Presiden bilang, kenapa terlihat sempit ya? Saya katakan, area yang diberikan berangkat dari 32 hektar, tetapi sudah diperluas menjadi 55 hektar. Pak Presiden malah tanya saya, Pak Nyoman maunya berapa luas? Saya bilang harusnya 100 hektar, masa area istana Kepresidenan lebih kecil dari area Garuda Wisnu Kencana,” tulis Nyoman Nuarta dalam keterangan tertulisnya, Senin, (10/1/2022).

Jokowi meminta Menteri PUPR agar menambah luasan area rencana Istana Kepresidenan menjadi 100 hektar.

Namun, Nyoman Nuarta mengatakan, agar tidak menimbulkan salah persepsi, luasan yang dimaksudkan adalah area hijau berupa hutan dan botanical garden yang terletak di kanan dan kiri bangunan Istana Garuda.

“Jadi luasan bangunan Istana Garuda dan bangunan pendukung lainnya tetap, seperti yang direncanakan dengan tambahan luasan area hijau, berupa hutan dan botanical garden. Nah dalam hitungan kami, luasan area terbangun hanya 8 persen, sedangkan sisanya sebesar 92 persen berupa ruang terbuka hijau,” papar Nyoman.

Persentase ini, menurut Nyoman Nuarta telah membuktikan bahwa keberadaan IKN di Penajam Paser Utara, benar-benar bertujuan untuk menghidupkan kawasan lahan yang terbengkalai.

Saat ini, tim Nyoman Nuarta sedang berkoordinasi dengan tim dari Kementerian PUPR untuk menentukan area yang akan dimanfaatkan sebagai perluasan ruang terbuka hijau di kawasan IKN.

“Tanah-tanah di sekitar itu masih sangat luas. Jadi masih memungkinkan untuk menjadikannya hutan di dalam kawasan istana,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, menurut Nyoman Nuarta, Presiden Joko Widodo sudah memastikan bahwa desain Istana Garuda yang dipresentasikannya akan menjadi desain terakhir yang siap diwujudkan.

“Artinya, desain yang saya presentasikan di hadapan Bapak Presiden, sudah tidak bisa lagi diubah, sudah final sebagai desain Istana Kepresidenan,” ungkapnya.

Dalam proses perancangannya, basic design Istana Garuda mengalami perubahan sampai empat kali, tidak termasuk desain-desain awal yang tidak resmi.

Perubahan-perubahan itu, menurut Nyoman Nuarta, terjadi secara evolutif untuk menyesuaikan dengan berbagai aturan serta mewadahi berbagai kepentingan agar benar-benar menjadi istana yang otentik dan modern. Selama ini, baik Istana Negara, Istana Merdeka dan Istana Bogor adalah bangunan peninggalan Belanda yang kemudian diubah fungsinya sebagai Istana.

“Bahkan ada di antaranya, tadinya gedung milik pribadi. Jadi baru kali inilah kita akan memiliki istana kepresidenan yang benar-benar dirancang dan dibangun sebagai istana,” jelas Nyoman.

Terkait beberapa kritik yang menuding desain istana presiden di ibu kota baru mengabaikan unsur-unsur ekologis yang lekat dengan Pulau Kalimantan, Nyoman Nuarta mengatakan bahwa lokasi dimana komplek istana dibangun adalah berupa area kosong.

“Itu bekas hutan industri yang sudah tidak ada pohon besarnya, semuanya semak belukar dengan kontur tanah berbukit dan berlembah. Siapa bilang itu hutan, justru dengan pendirian IKN ini, kawasan itu akan dihutankan kembali,” paparnya.

Selain itu, basic design Istana Garuda, benar-benar sudah mempertimbangkan unsur-unsur ekologis yang hemat energi.

Bilah-bilah tembaga yang disusun secara vertikal pada bagian luar gedung istana akan menjadi sun louvre, yang menghalangi sinar matahari menerobos langsung ke dalam gedung.

Desain ini dirancang akan menghemat penggunaan energi listrik, terutama untuk menyalakan air conditioner.

“AC bisa dimatikan, karena ruangan akan tetap terasa sejuk,” tutur Nyoman Nuarta.

Sementara itu, penggunaan logam seperti tembaga sebagai kulit luar gedung, sepintas memberi kesan keras dan kaku.

Padahal, menurut pengalaman dan pengetahuannya, tembaga memiliki sifat yang lentur, mudah dibentuk, tidak korosif dan konduktur yang baik untuk aliran listrik dari petir.

Dari sisi pemeliharaan, tembaga juga sangat mudah dirawat. Pemanfaatannya sebagai kulit gedung, kata Nyoman, akan diperlakukan sama seperti kulit patung.

Perpaduan dengan unsur seperti patina, membuat tembaga mengalami oksidasi dan berubah warna menjadi hijau tosca.

“Jadi dari sisi perawatan akan sangat mudah dan efisien dalam biaya,” tutur Nyoman.

Nyoman Nuarta menambahkan, Presiden Joko Widodo mengharapkan dirinya tetap bersedia membantu pemerintah dalam mewujudkan istana kepresidenan di IKN baru.

Meski pada awalnya Nyoman Nuarta ‘hanya’ berkewajiban menyelesaikan basic design, tetapi Presiden tetap memintanya untuk turut ‘mengawali’ agar tidak terjadi perubahan pada desain yang telah disetujui. *** Lisa AF

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved