Headlines News :
Home » » Sekalipun Lama Menderita Dipenjara, Anwar Ibrahim Saatnya Indah Pada Waktunya Jadi PM Malaysia

Sekalipun Lama Menderita Dipenjara, Anwar Ibrahim Saatnya Indah Pada Waktunya Jadi PM Malaysia

Written By Info Breaking News on Jumat, 25 November 2022 | 12.24

Saat terindah, Anwar Ibrahim Membacakan Sumpah sebagai PM Malaysia

Palaran City, Info Breaking News -
Sesungguhnya jika setiap orang beriman dan percaya bahwa semua rencana yang dikelola manusia, tapi Tuhan lah yang memiliki keputusan mutlaknya, sehingga semua indah pada waktu NYA.

Hal penantian panjang dengan darah dan airmata menguras Anwar Ibrahim, apalagi dengan waktu yang cukup lama Anwar harus jalani hidupnya didalam penjara ketat, akibat gerakan oposisi keras yang diyakininya, bahwa kebenaran itu tidak akan bisa ditutupi, hanya waktu yang terkadang manusia harus tawakal menjalaninya.

Tidak terbantahkan bahwa Anwar Ibrahim bukan nama asing dalam dunia politik Malaysia. Sosoknya dijuluki sebagai 'prime minister-in-waiting' sejak dia dipecat dari jabatan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia oleh mantan PM Mahathir Mohamad tahun 1998 silam.

Seperti yang diungkapkannya pada Farah Diba, wartyawati yang juga merupakan Kepla Perwakilan IBN Malaysia, Kamis (24/11/2022), Anwar yang kini berusia 75 tahun memiliki karier politik yang panjang dan membentang selama empat dekade terakhir di Malaysia. Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) ini bahkan dijuluki pemimpin oposisi abadi karena cukup lama memimpin oposisi pemerintahan yang terus menentang kebijakan salah dari pihak pemerintah.

Karier politik Anwar berawal tahun 1982 silam, ketika dirinya yang masih berstatus pemimpin pemuda Muslim bergabung dengan Partai Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) -- partai politik besar yang berkuasa selama lebih dari 60 tahun di Malaysia.

Sosoknya melejit dan karier politiknya meroket saat dia terpilih menjabat sebagai Menteri Keuangan dan kemudian Wakil PM pada awal tahun 1990-an di bawah pemerintahan Mahathir. Saat itu, sosok Anwar menjadi penyeimbang muda untuk veteran politik seperti Mahathir.

Keduanya dianggap sebagai duo paling dinamis dalam perpolitikan Malaysia pada saat itu. Namun tak

Ketegangan memuncak saat krisis keuangan menyelimuti Asia tahun 1997-1998, ketika Mahathir dan Anwar dilanda perselisihan sengit soal cara menangani krisis.

Sejumlah pengamat menyebut Anwar terlalu tidak sabar untuk menjadi PM, bahkan meremehkan Mahathir sebagai pelindungnya. Mahathir kemudian memecat Anwar, yang juga diusir keluar dari keanggotaan UMNO dan didakwa atas korupsi juga sodomi.

Anwar dijatuhi hukuman enam tahun penjara atas dakwaan korupsi tahun 1999 silam. Setahun kemudian, dia juga menerima hukuman tambahan sembilan tahun penjara untuk dakwaan sodomi yang menjeratnya. Kedua hukuman itu dijalani Anwar secara berturut-turut.

Saat Anwar mengklaim dirinya mengalami persekusi politik, unjuk rasa pecah di jalanan Malaysia dan berkembang menjadi gerakan menyerukan reformasi demokrasi.

Pertikaian Anwar dan Mahathir mendominasi dan membentuk politik Malaysia selama empat dekade terakhir. Hingga tahun 2004, Mahkamah Agung Malaysia membatalkan hukuman yang dijatuhkan terhadap Anwar untuk kasus sodomi dan membebaskannya dari penjara.

Sempat istirahat sebentar dari dunia politik dan memilih menjadi akademisi, Anwar kembali memimpin koalisi oposisi dalam pemilu Malaysia tahun 2013. Koalisi pimpinannya meraup 50,87 persen suara populer, namun gagal mendapatkan jumlah kursi yang cukup untuk mendominasi parlemen.

Dia kembali dijebloskan ke penjara atas tuduhan sodomi untuk kedua kalinya tahun 2015. Kali ini, Anwar dijatuhi hukuman lima tahun penjara, saat usianya menginjak 70 tahun. Selama dipenjara, Anwar bersikeras menyatakan dirinya tidak bersalah.

Dan akhirnya, Anwar menerima pengampunan penuh dari Raja Malaysia setelah menjalani masa hukuman selama tiga tahun penjara. Dia kembali ke parlemen beberapa bulan kemudian setelah memenangkan kursi parlemen dalam pemilu sela.

Dalam pemilu tahun 2018, Anwar sepakat berkoalisi dengan Mahathir setelah keduanya berbaikan. Koalisi keduanya, yang disebut Pakatan Harapan, berhasil menumbangkan koalisi Barisan Nasional dan Najib Razak dari kursi PM Malaysia di tengah skandal korupsi 1MDB yang menjeratnya.

Mahathir terpilih menjadi PM Malaysia untuk kedua kalinya usai koalisinya dengan Anwar memenangkan pemilu. Saat itu ada kesepakatan untuk Mahathir menyerahkan kursi PM kepada Anwar setelah beberapa waktu. Namun kesepakatan itu tidak pernah terwujud dan koalisi keduanya hancur setelah 22 bulan.

Anwar lagi-lagi gagal menjadi PM Malaysia. Namun akhirnya, dalam pemilu 19 November 2022, koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar berhasil meraup kursi parlemen terbanyak, dengan 82 kursi, dibandingkan koalisi Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin Yassin dengan 73 kursi.

Tapi jumlah kursi itu tidak mencapai ambang batas 112 kursi -- dari total 222 kursi parlemen -- yang dibutuhkan untuk bisa membentuk pemerintahan baru dan menunjuk PM Malaysia selanjutnya. Kebuntuan politik kembali terjadi di Malaysia, hingga memicu Raja Malaysia untuk turun tangan mencari penyelesaiannya.

Setelah beberapa hari melakukan pertimbangan, mulai dari memanggil Anwar dan Muhyiddin ke Istana Negara hingga menggelar sidang khusus dengan sembilan Raja-raja Melayu, Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah akhirnya setuju menunjuk Anwar menjadi PM.

"Setelah mempertimbangkan pandangan-pandangan Yang Mulia Penguasa Melayu, Yang Mulia telah memberikan persetujuan untuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia," demikian pernyataan Istana Negara Malaysia.

Anwar rencananya akan dilantik di Istana Negara pada Kamis (24/11) pukul 17.00 waktu setempat. Keinginan Anwar menjadi PM Malaysia pun terwujud setelah penantian panjang selama lebih dari dua dekade terakhir.

Kini Anwar akan merombak total kabinetnya, guna melakukan sejumlah terobosan hukum, ekonomi dan pendapatan perkapita rakyat yang harus meningkat jauh melebihi Singapura yang dulu belajar dari Malaysia, bahkan terbalik balik, kalau dulu banyak warga Malaysia belajar ke Indonesia, tapi kini justru sebaliknya. Dan rakyat pencinta berat Anwar sangat optimis bahwa di era kepemimpinan Anwar yang mulai resmi sejak hari ini akan menjadi role mode macan asia. *** Farah Diba & Emil F Simatupang


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved