Jakarta, Info Breaking News - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam) Mahfud MD mengenang Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Unggahan Mahfud MD,tentang kerinduannya terhadap Gusdur |
Mahfud MD Mengunggah foto di depan lukisan Gus Dur dipasang di dinding. Gus Dur dilukiskan terbang melayang di antara awan, bertelanjang dada, berkopiah hitam, dan bercelana pendek warna hitam. Di atas kepalanya yang berkopiah, ada lingkaran bak malaikat. Di dadanya, terlukis ada gambar hati dililit kawat berduri dengan nyala api di atasnya.
Menurut Mahfud MD, pernyataan Gus Dur hanya candaan belaka. Sebab, yang dimaksud perjalanannya menjadi lebih cepat bukan karena kebijakannya mengurai macet namun karena mobilnya dikawal sehingga lebih cepat.
"Tentu Gus Dur hanya bermaksud melucu untuk membuat segar. Sebab perjalanan Gus Dur dari Ciganjur ke Istana setalah jadi Presiden karena diantar dengan mobil kawal yang kuat sehingga waktu perjalanan cukup 40 menit," ungkap Mahfud MD. "Sebelum jadi presiden perlu waktu 2 jam karena tidak ada yang mengawal. Tp begitulah Gus Dur," tambahnya.
Saat berita ini dibuat, cuitan Mahfud MD telah disukai ribuan kali dengan ratusan komentar dari warganet. Tapi, bukan soal materi kelakar Gus Dur yang menjadi sorotan, melainkan lukisan Gus Dur yang bertelanjang dada yang disorot netizen.
Banyak netizen bereaksi negatif. Ada yang menyebut lukisan itu tidak pantas karena melukiskan Abdurrahman Wahid yang seorang Presiden sekaligus Kiai Nahdlatul Ulama (NU) dalam pose bertelanjang dada. Ada pula yang berpendapat, lukisan itu semakin tidak pantas karena Gus Dur sudah meninggal dunia. Ada pula akun yang menilai lukisan itu merupakan pelecehan terhadap Gus Dur.
Seniman di balik lukisan itu adalah Butet Kartaredjasa (61). Dia meminta publik tidak berpikiran negatif soal lukisan itu. "Keluarga Gus Dur menerima dan senang. Anak dan istri Gus Dur saja santai-santai, kok orang lain ngamuk-ngamuk," ujar Butet.
Butet Kartaredjasa, seniman kondang yang berdomisili di Yogyakarta, menjelaskan itu adalah lukisan koleksinya. Foto bersama Mahfud diambil saat Mahfud pulang dari menghadiri pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Lukisan itu dibikin pada 2013 dan menjadi koleksi pribadi Butet. Bahkan ide awal lukisan itu juga berasal dari Butet. "Idenya ide saya, dieksekusi pelukis Sigit Santosa," kata Butet.
Sikap badan Gus Dur dalam lukisan itu dijelaskannya sebagai posisi Kristus Raja. Itu adalah posisi ketika Yesus naik ke surga. Gus Dur digambarkan sebagai orang suci bak Kristus Raja. Soal gambaran Gus Dur yang bertelanjang dada, itu adalah bagian dari simbolisme lukisan. "Ini menggunakan idiom yang saya dan Sigit Santosa kenal mengenai Kristus Raja. Kita harus berpikir positif bahwa ini simbol orang suci yang berangkat ke surga," kata Butet.
Dalam proses pembuatan karya tersebut, Butet bahkan sudah berkonsultasi dengan keluarga Gus Dur. Keluarga Gus Dur tidak merasa penggambaran di lukisan itu sebagai pelecehan. "Sebelum dieksekusi menjadi karya, saya sudah membicarakan idenya bersama keluarga Gus Dur. Keluarga Gus Dur semuanya tahu lukisan ini. Keluarga Gus Dur saja merasa ini bukan pelecehan. Ini sebuah penghormatan," kata Butet. "Justru saya sedih kalau ada yang menganggap ini sebagai pelecehan," kata dia.
Bahkan Mahfud Md yang berkunjung ke rumahnya juga senang dengan lukisan itu. Mahfud adalah tokoh pengagum Gus Dur dan kawan dekat Gus Dur.
Sebenarnya, lukisan 'Moksa Menuju ke Surga' itu tidak terdiri atas satu lukisan Gus Dur itu, melainkan terdiri atas tiga lukisan, yakni lukisan Gus Dur, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Bung Karno. "Tiga tokoh itu dilukis oleh Sigit Santosa," kata Butet.***Emilisa
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !