Ketua PN Samarinda, Darius Naftali bersama wakilnya dan sejumlah hakim lainnya menyikapi susana long weekend dengan olahraga sambil kuliner lesehan |
Balikpapan, Info Breaking News - Bagi seorang hakim khususnya bertugas di lembaga peradilan dan sisi para insan hakim semakin dirasa berat akibat semakin banyaknya kasus perkasus yang masuk kedalam ranah hukum membuat semakin derasnya perkara yang harus diproses pada ruang persidangan diberbagai pengadilan negeri. Apalagi sudah menjadi komitmen yang dipolakan oleh Mahkamah Agung agar penanganan perkara dibikin mudah, cepat dan tidak bertele tele guna memberikan rasa keadilan bagi semua pihak terkait.
Sehingga sangatlah wajar rasa kenyamanan lahir dan batin serta dukungan support dari banyak pihak paling diperlukan,guna menjadi wakil Tuhan yang amanah dan istiqomah tanpa harus gentar dengan kenyataan pahit belakanngan ini kisruh soal tertangkapnya sejumlah hakim di MA beserta sejumlah panitera dan pegawainya hanya karena matanya ijo tergoda dalam transaksi jual beli perkara, dimana selalu saja yang kuat finansialnya menjadi menang dalam putusan perkara dan yang miskin walaupun tidak bersalah menjadi terpuruk didalam sel penjara.
"Mungkin bagi kalangan lain menggenjot etos kerja melalui banyak cara,tetapi saya sejak awal berkarier sebagai seorang insan hakim, mencoba melakukan sejumlah kegiatan disaat liburan atau waktu jeda dengan berkumpul sambil lesehan atau berolah raga ringan apakah bersepeda ontel CFD atau latihan Badminton dengan rekan seprofesi di Pengadilan tempat saya betugas,agar bisa saling sharing ringan yang kadang penuh canda tapi terasa mudah untuk menciptakan kesolidan dalam bekerja." ungkap Darius Naftali SH, Ketua Pengadilan (PN) Samarinda, Kaltim, kepada Info Breaking News, Sabtu (24/06/2023).
Apa yang dikatakan pria kelahiran Semarang 1970 yang sudah pernah 4 kali menjabat sebagai ketua pengadilan negeri diberbagai daerah pedalaman ini sejatinya sudah banyak dilupakan para pejabat teras kepada anak buahnya sehingga itu pula yang menjadikan timbul banyak persoalan yang seharusnya tidak perlu terjadi khusunya di lembaga peradilan yang menyangkut nasib dan masa depan banyak orang.
"Saya pribadi punya dream menjadi yang terbaik tapi seiring dengan impian itu haruslah juga kita sesuaikan dengan kemampuan skill dan keadaan diri kita, tau ukuran pakaian kita, agar tidak menjadi golongan orang pembualan, tapi biarlah saya berpikir sederhana saja bagaimana diri saya bisa berdampak baik dan bisa berbuat baik kepada banyak pihak tanpa memandang apa latar belakangnya " pungkas Darius yang selalu menjadikan anak adalah aset paling berharga dalam hidupnya. *** Emil F Simatupang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !