Jakarta, Info Breaking News - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman secara santai menanggapi tudingan mengenai MK yang disebut Mahkamah Keluarga pasca putusan terkait batas usia capres-cawapres beberapa waktu lalu.
Menurutnya, MK memang bisa disebut sebagai Mahkamah Keluarga, tetapi keluarga bangsa Indonesia.
"Benar, keluarga bangsa Indonesia, gitu," katanya di hadapan awak media, Selasa (31/10/2023).
Istilah Mahkamah Keluarga sendiri muncul karena putusan mengenai batas usia capres-cawapres dinilai hanya untuk memuluskan jalan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi Prabowo. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan kenyataan bahwa Anwar Usman adalah merupakan paman dari Gibran.
Menanggapi ini, Anwar menyebut dirinya terlibat dalam memutuskan perkara tersebut karena terkait norma yang berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia. Ia menegaskan putusan tersebut tak ada sangkut pautnya dengan majunya Gibran sebagai cawapres.
Anwar Usman secara tegas juga membantah telah melakukan lobi-lobi untuk memuluskan putusan batas usia capres-cawapres yang menjadi polemik di kalangan masyarakat itu. Dengan komposisi hakim MK seperti saat ini, tidak memungkinkan dilakukan lobi-lobi.
"Bah! Ya kalau begitu putusannya masa begitu, oke? Tidak ada, lobi-lobi gimana. Sudah baca putusannya belum? Ya sudah," tuturnya.
Diketahui, hari ini Anwar dan hakim konstitusi lainnya mulai diperiksa oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terkait dugaan pelanggaran kode etik dalam proses penanganan hingga memutuskan perkara uji materi Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Perkara terkait ketentuan Pasal 169 huruf q UU Pemilu mengenai batas usia minimal capres dan cawapres tersebut diajukan oleh seorang mahasiswa bernama Almas Tsaqibbirru Re A. ***Felix Alexander
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
.jfif)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !